Enam belas

Kata orang-orang, umur kedewasaan itu 17 tahun. Dimana kita udah diakui sama negara. Dimana kita udah mulai masuk ke masa remaja akhir atau dengan kata lain menyongsong masa dewasa awal. Tapi buat saya, 17 tahun itu cuma pengukur kedewasaan secara fisik dan umur. Bukan kedewasaan secara pikiran, secara mental.
Nah, menurut saya sendiri, kedewasaan yang seharusnya dirayakan orang-orang adalah kedewasaan secara mental itu. Karena seperti apa yang sering dikatakan ibu saya, kedewasaan secara umur itu pasti tapi kedewasaan secara mental itu pilihan. Apakah individu itu mau mendewasakan pikirannya atau tidak. Apakah individu itu mau menjadi pribadi yang matang atau tetap mempertahankan sifat kekanak-kanakannys. Ibu saya juga berkata, kedewasaan secara mental itu bisa dimiliki oleh siapa saja, tak kenal umur. Dan saya, seperti biasa, selalu setuju dengan pendapat beliau.
Beberapa hari yang lalu saya genap berusia 16 tahun. Disaat itu saya berfikir, dalam 16 tahun ini saya hidup apakah saya sudah bersikap baik? Apakah saya sudah memanfaatkan hidup saya sebaik-baiknya? Apakah saya telah membantu cukup banyak orang? Apakah jika tiba-tiba saya meninggal, banyak orang yang akan tersenyum dan mendoakan yang terbaik untuk saya? Banyak sekali pertanyaan yang berkecamuk di pikiran saya. Dan setelah semua pertanyaan-pertanyaan itu muncul, hati kecil saya menjawab, TIDAK. Tidak Fa, belum cukup yang kamu lakukan dalam hidup. Belum cukup bersikap baik, belum cukup membantu orang, belum cukup memberi. Dari situ muncullah pikiran untuk memperbaiki diri, mendewasakan diri.
Memang 16 tahun tergolong umur yang cukup muda bagi seseorang. Namun, bagi saya, hidup selama 16 tahun ini adalah sesuatu yang luar biasa. Suatu hal yang sangat amat patut disyukuri. Menurut saya, hidup selama 16 tahun ini adalah hal yang cukup lama bagi saya di bumi ini. Dan bodohnya, dalam 16 tahun ini banyak yang saya sia-siakan begitu saja. Waktu, pikiran, dan tenaga saya seakan hanya digunakan untuk sesuatu yang tidak benar-benar berguna. Karena itulah saya berpikir, berniat untuk menjadi dewasa.
Mungkin terdengar seperti bualan jika "pendewasaan" disebutkan oleh seorang remaja berumur 16 tahun. Mungkin terdengar seperti mainan jika diucapkan oleh remaja yang labil dan  kurang pengalaman. Tapi saya yakinkan kepada diri saya bahwa ini bukan bualan atau angan-angan semata. Inilah visi saya.
Pendewasaan bukan hal mudah untuk dilakukan. Begitu pula kedewasaan bukan hal mudah untuk dimiliki.  Tapi itu tidak berarti tidak bisa dilakukan. Karena inilah yang saya usahakan untuk dilakukan.
Maturity can belong to everyone. No matter how old they are.
Bekasi, 17 Oktober 2010


Cuap-cuap basa-basi

Blog ketiga saya di mana ini? Blogspot.
Setelah punya blog asal-asalan berisi curhatan anak kecil waktu SD sampe jadi ababil waktu SMP yang sekarang entah kemana blognya mungkin menghilang ditelan sang zaman dan blog yang dibuat secara terpaksa sebagai tugas jaman kelas sepuluh dan sebelas SMA. Sekarang saya memutuskan untuk kembali menulis lagi, lebih tepatnya mengetik lagi. 
Cukup basa-basinya karena saya sendiri bingung mau mengetik apa lagi.
Terima Kasih.
Copyright @ A Little Path | Floral Day theme designed by SimplyWP | Bloggerized by GirlyBlogger